Kamis, 28 Oktober 2010

Pentas Teater di Bungurasih, Penumpang Bingung


Calon penumpang di Terminal Purabaya, Bungurasih, Kamis (21/10), sambil menunggu dapat hiburan gratis. Bukan oleh tampilan orkes dangdut seperti biasanya. Melainkan pentas teater yang disuguhkan panitia Teater Ruang Publik dalam rangka menyongsong Festival Seni Surabaya (FSS) 2010. Kali ini yang tampil adalah kelompok Lebur Theater dari Sumenep. Judul yang dipilih adalah Displacement & Body-Body.
Pertunjukan sekitar 20 menit itu bercerita tentang sosok Aristophanes. Sosok ini digambarkan bertubuh bulat dengan punggung dan sisi yang juga membulat. Bertangan dan punya empat kaki. Wajahnya keras, sekeras lempengan baja. Meskipun bulat tapi tubuhnya terlihat perkasa dengan tambahan lidah api yang terus menyembur. Seolah menyambar dengan penuh semangat dan arogan setiap apapun yang mendekatinya.
Sesaat kemudian muncullah Dewa Zeus yang murka. Ia menyerang balik dengan membelah tubuh Aristophanes menjadi dua hingga kekuatannya berkurang setengahnya. Kedua potongan itu pun saling merengkuh berharap bisa kembali menjadi satu tubuh. Tapi sayang, semua itu tinggal harapan.  Karena belahan tubuh itu tak pernah bisa bersatu lagi.
Pemain sekaligus sutradara Displacement & Body-Body, Syah A Lathief mengungkapkan, cerita yang diangkatnya itu sebenarnya gambaran kondisi terminal. Sebuah terminal selalu menjadi gumpalan aneka cerita calon penumpang yang sudah pasti berbeda setiap orangnya. “Berbeda pula cerita ketika akan berangkat maupun setelah pulang,” ungkap Syah.
Uniknya tak semua penonton ngeh dengan aksi teatrikal Syah dkk itu. Ada yang melihatnya dengan antusias. Tapi banyak pula yang heran dengan polah para seniman tersebut. “Ya daripada tiap hari lihat orkes saja, kan lumayan kalau hari ini (kemarin)  ada yang aneha-aneh. Main teater kok ya di terminal. Tapi lumayan buat hiburan sambil nunggu bis datang,” ungkap Wahyudi, calon penumpang yang akan bepergian ke Solo. (opi)

Ceria dengan Warna Pastel

Peresmian kampus baru Lasalle College International (LCI), Jumat (22/10), berlangsung semarak. Undangan disuguhi hasil karya student maupun alumni. Mulai fashion, interior, digital media hingga jewelry.  
Khusus fashion, kali ini ada sejumlah alumni yang unjuk karya. Kristy Winaldy yang graduate tahun lalu menampilkan rancangan yang diberi tema colour of dream. Ia banyak bermain warna-warna pastel tapi dipilih yang cerah. Misalnya hijau pastel dipadu pink muda. “Gayanya anak muda banget,” kata Renny Herwanto, marketing & admission advisor LCI mewakili Kristy yang sedang berada di Singapura.
Ada tiga rancangan Kristy yang dibawakan tiga model, Jessica Evelyn, Cynthia Novelin, dan Regina Celine. Regina mengenakan mini dress model kemben dengan taburan kristal di bagian dada sehingga menyerupai semburan cahaya. Untuk memercantik bagian bawah, Kristy juga menambahkan tamburan kristal serta kerutan-kerutan di beberapa tempat. “Kristal-kristal ini melahirkan kesan glamour, tapi yang enggak kayak bajunya mama-mama kita,” lanjutnya.
Rancangan-rancangan Kristy, kata Reny, cocok untuk anak-anak muda yang ingi tampil lebih perempuan ketika datang ke sebuah pesta. Namun gaun yang dikenakan tidak membuat mereka tampak lebih tua daripada umurnya. “Justru kalau baju-bajunya Kristy bisa lebih percaya diri karena aura keperempuanannya bisa keluar,” jelasnya.
Selain Kristy, lulusan lain yang juga unjuk kaya adalah Natalia Gunawan. Natalia yang sekarang menjadi pengajar di LCI itu lebih banyak mengekplorasi batik. (opi)

Dukung Klantink, Warga Wonokromo 'Luruk' Jakarta


Sore nanti (23/10), ratusan warga kecamatan Wonokromo akan meluruk ke Jakarta. Bukan untuk demo, melainkan untuk mendukung Klantink, grup musik yang beranggotakan lima warga Wonokromo yang akan berjibaku di ajang final Indonesia Mencari Bakat (IMB), Minggu (24/10).
Menggunakan dua bus, mereka akan memberikan dukungan secara langsung pada Klantink yang terdiri dari Wawan, Imam, Mat, Lukin, dan Budi. Kelimanya adalah warga Pulo Wonokromo yang biasa mengamen di Terminal Joyoboyo.
“Wawan, Imam, Lukin, Budi, dan Mat itu kan warga kami. Jadi, semestinya kita semua memberikan dukungan kepada mereka,” ungkap Eddy Christijanto, camat Wonokromo, kemarin (22/10).
Mereka yang akan berangkat ini, sudah sejak beberapa hari lalu didaftar. Di luar dugaan, yang berminat untuk ikut luar biasa. Lebih dari 500-an orang. “Maunya lebih dari dua bus. Tapi karena keterbatasan dana, yang lainnya harus rela ditinggal,” terang pejabat asli Ponorogo itu.
Diungkapkan Eddy, biaya transportasi dan akomodasi para suporter Klantink ini selama di Jakarta adalah gratis. Semua biaya ditanggung oleh Pemkot Surabaya. “Inilah bentuk perhatian besar pemerintah pada warganya yang memunyai prestasi nasional,” jelas Eddy, bangga.
Dijelaskan, Wali Kota Tri Rismaharani memiliki perhatian yang besar terhadap anak jalanan. Terutama mereka yang bisa dibina dan memiliki ketrampilan khusus. “Kita tahu Klantink adalah bagian dari anak jalanan kota ini yang sukses besar. Semoga kesuksesannya bisa mengilhami teman-temannya yang lain,” sambung Eddy.
Tidak hanya itu, Eddy mengaku juga sudah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh RT dan RW di wilayahnya agar mendukung Klantink dengan mengirim SMS dukungan. “Tiga hari lalu, surat edaran itu sudah disampaikan ke RT-RT dan RW-RW,” jelasnya.
Dengan dukungan langsung dan tak langsung ini, Eddy berharap bisa menambah semangat Klantink menghadapi final, besok. Sehingga, prestasi terbaik bisa diraih dan dibawa pulang ke Kota Pahlawan. (opi)

Paud Duta Seruni Bikin Donat di Marriott


Vanessa Gwieneth terlihat bengong melihat Albert Kaindlbauer yang piawai memutar adonan donat di sela jari-jemarinya. Bocah empat tahun murid Paud Duta Seruni itu berusaha menirukan aksi general manager Hotel JW Marriott tersebut. Tapi sayang, bolak-balik dicoba, ia selalu gagal. Seolah tahu keinginan Vanessa, Albert pun mendekati bocah berkaos olahraga warna kuning dan orange tersebut. Albert tak segan untuk mengajarinya. Dua kali diberi contoh, Vanessa langsung bisa. Ia pun bersorak kesenangan. “Asyik donatku enggak copot lagi,” kata Vanessa yang akrab disapa Ay Ay.
Vanessa bersama puluhan murid Paud Duta Seruni, Jumat (22/10), mendapat undangan khusus dari JW Marriott untuk datang ke hotel bintang lima  tersebut.  Bertempat di pinggiran kolam renang lantai 4, mereka diajak membuat sekaligus menghias donat. “Acara ini kami gelar untuk  mengajak anak-anak belajar mandiri sekaligus berkreativitas,” ungkap Wike Trisnandhini, marketing communication manager JW Marriott.
Uniknya, hampir semua murid Paud Duta Seruni yang diantar oleh orang tua maupun guru mereka, baru pertama kalinya menginjakkan kaki di hotel bintang lima tersebut. Tak heran banyak yang bengong sekaligus mengaguminya. “Benar-benar  pengalaman yang berkesan bagi kami semua,” aku Uci Utari, ketua Paud Duta Seruni.
Begitu tiba di pool terrace, anak-anak tersebut langsung duduk mengeliling meja yang sudah disediakan. Di atas setiap meja ada semacam nampan dengan beberapa macam adonan donat. Dipimpin Chef Endra Yudah, mereka terlihat antusias mulai pertama membuat adonan. “Lho itu mixer ya. Kok besar, Bunda,” tanya Aviasyah Ahmad Alhabsi.
Mendengar pernyataan itu, Chef Endra hanya tersenyum. Ia lalu memberikan penjelasan. “Kalau di hotel bikin donatnya kan banyak. Jadi mixernya butuh yang sebesar ini. Fungsinya sama kok dengan mixer milik mama di rumah kalian,” jelasnya.
Ditambahkan Uci, selain untuk melatih kemandirian, belajar di lokasi outdoor juga untuk melatih syaraf motorik anak-anak tersebut. Acara ini juga untuk mengenalkan cara membuat  beragam kue, sehingga mereka bisa menirunya di rumah. “Juga supaya enggak malas masuk dapur,” imbuh perempuan berjilbab itu. (opi)

Pelukis Psing 'Kepung' Surabaya


Dua puluh tiga pelukis Banyuwangi menggelar pameran bareng di tiga tempat sekaligus mulai 24-31 Oktober. Bertajuk Umbul-Umbul Blambangan, pelukis yang tergabung di Komunitas Pelukis Banyuwangi tersebut memamerkan karyanya secara bersamaan di Filadelvia Art Gallery, Galeri Surabaya, serta Gedung Merah Putih. Ada 60 karya yang bisa dinikmati. Semuanya rata-rata mengeksplorasi keindahan sekaligus kekayaan kota yang terkenal dengan budaya Osingnya itu.
Beberapa nama sudah dikenal hingga mancanegara. Namun juga ada nama-nama baru yang kualitas karyanya sangat menjanjikan. Ada nama Huang Fong yang dikenal dengan karya-karya nuansa alam Bali. Lalu ada Mozes Misdy, pelukis impresionis yang sangat getol mengeksplorasi perahu yang sedang bertaruh hidup di pantai. Juga ada nama S Yadi, pelukis yang obyeknya mayoritas mengenai gandrung Banyuwangi. “Enggak semua pelukis yang kita libatkan senior. Juga ada beberapa yang amsih junior,  tapi karyanya enggak kalah sama yang sudah punya nama,” ungkap Freddy Wijaya, owner Filadelvia Art Gallery, kemarin.
Dijelaskannya, sudah delapan tahun Komunitas Pelukis Banyuwangi tidak membuat pameran bareng. Terakhir mereka pameran bersama di Balai Pemuda tahun 2002 lalu bertajuk Salam Tanah Osing (STO). “Praktis setelah STO itu kita sibuk dengan pameran sendiri-sendiri. Baru kepikiran lagi tahun ini,” lanjutnya.
Surya Tara Wijaya, salah satu pelukis junior mengaku bangga bisa dilibatkan dalam proyek kedua Komunitas Pelukis Banyuwangi ini. Pria asli Osing itu menyertakan tiga karyanya. Salah satunya ia beri judul Angel #2. “Yang Angel #1 sudah dibeli orang Jakarta. Yang bagian dua ini masih beberapa bulan lalu saya buat,” kata Surya.
Angel #2 bercerita tentang keinginan seseorang yang bisa hidup lepas sekaligus bebas. Keinginan itu diwujudkan dalam obyek malaikat berbaju besar tampak menembus ruang dan waktu. “Kebebasan yang saya inginkan ya seperti yang di gambar itu. Tidak ada apapun yang menghalangi,” jelasnya. (opi)

Shangri-La Gotong Royong Bersihkan Sekolah


Hotel Shangri-La memboyong puluhan karyawannya ke MI Nurul Huda I Kepatihan, Menganti, Gresik, Sabtu (23/10). Hotel bintang lima itu mengadakan acara bersih-bersih sekolah tersebut dalam rangka program corporate social responsibility (CSR) bertajuk Shangri-La Hotel Surabaya Gotong Royong. “Teman-teman sendiri yang jadi sukarelawannya,” ungkap Wanda Lesar, CSR and ISO manager Shangri-La.
Sekitar 150 murid dibantu guru dan beberapa tokoh masyarakat dusun Kepatihan, turut berpartisipasi dalam rangka membersihkan sekolah.
Rombongan meluncur dari Shangri-La sekitar pukul 09.00. mereka dibagi dua grup. Grup pertama yang dikomandani Paul bertugas membersihkan bagian luar sekolah seperti halaman, kamar mandi dan teras. Sedang grup kedua yang dipimpin langsung general manager Shangri-La, Juan Carlos Diago mendapat tugas membersihkan seluruh kelas yang berjumlah enam ruang tersebut.
Dengan sigap, Diago bersama grupnya yang berjumlah 20 orang langsung mengambil sapu ijuk. Dengan memakai masker, pria asli Columbia itu serius membersihkan plafon kelas, menyapu serta mengepel lantai.
Sementara grup yang dipimpin Chef Paul bergerak mengambil sapu lidi, ember, serok sampah berpencar mengitari halaman sekolah membersihkan sampah, rumput dan membersihkan meja dan kursi. Kurang lebih dua  jam seluruh kegiatan rampung dikerjakan.
Kepala sekolah MI Nurul Huda I M Zuhri mengaku bahagia dengan program CSR yang dilakukan Shangri-La di sekolahnya. Keakraban yang terjalin antara murid, guru maupun karyawan Shangri-La diharapkan bisa berlangsung terus. “Terimakasih juga telah mau membantu kami jauh-jauh datang dari Surabaya,” kata Zuhri.
Assistant Communications Manager Shangri-La, Andi Nia menambahkan misi CSR lebih menitik beratkan kepada dunia pendidikan dan kesehatan anak yatim piatu. Juga kepedulian terhadap masyarakat pedesaan. “Semoga ke depan Shangri-La bisa lebih banyak lagi berbuat sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain,” kata Nia. Gotong royong membersihkan sekolah tersebut ditutup dengan bagi-bagi alat tulis serta makanan. (opi)

Donor Darah Mercure untuk Kemanusiaan


Lingkungan dan kehidupan sosial menjadi perhatian serius Accor Group dalam menjalankan bisnis propertinya. Sebagai perwujudannya, tiga properti di bawah bendera Accor Group, yaitu Hotel Ibis Rajawali, Novotel Hotel and Suites serta Mercure Grand Mirama Hotel, menggelar donor darah di Taman Bungkul, Sabtu (23/10). 
General Manager Perwakilan Accor Regional Jatim, Christian Jones Rumambi, mengatakan, donor darah merupakan program solidaritas jaringan hotel asal Perancis itu terhadap kehidupan manusia. Selain itu juga bertujuan membantu PMI dalam menyediakan darah. “Kita kan sering mendengar jika stok darah di PMI menipis. Nah, apa yang kita lakukan hari ini semoga bermanfaat membantu menipisnya stok darah tersebut,” ungkap Christian.
Lebih jauh diungkapkannya, kegiatan donor darah sengaja digelar di Taman Bungkul karena tempat tersebut bagian dari fasilitas umum yang banyak dikunjungi masyarakat. Kalau digelar di hotel, dikhawatirkan tak banyak orang yang mau datang. “Ada kesan bahwa hotel itu tempatnya kalangan high class. Nah supaya netral, kita sengaja bikin di Taman Bungkul,” lanjutnya.
Tujuh bed disiapkan Unit Tranfusi Darah (UTD) PMI Surabaya untuk kegiatan sosial kemanusiaan itu. Hingga pukul 13.00, sedikitnya 200 blood bag berhasil dikumpulkan. “Kami berterimakasih kepada semua pihak yang sudah mau terlibat meluangkan waktunya untuk mau mendonorkan darah di kegiatan kami,” kata Windiarto, general manager Mercure Grand Mirama Hotel yang juga turut menyumbangkan darahnya untuk kegiatan kemanusiaan tersebut. Selain karyawan Accor Group, aksi donor darah itu juga melibatkan masyarakat umum. (opi)

Mahasiswa Asing Belajar Gamelan di Surabaya


Selama tiga bulan ke belakang ada 11 mahasiswa asing dari 11negara belajar seni budaya di Surabaya. Mereka adalah peserta program Beasiswa Seni Budaya Indonesia (BSBI) 2010. Apa kesan mereka selama di Kota Pahlawan?

NOFILAWATI ANISA
--------------------------
nofilawatianisa@yahoo.co.id

Jumat (22/10) malam Surabaya menjadi tuan rumah ajang Indonesia Channel 2010. Perhelatan megah tersebut sekaligus menutup program BSBI 2010 yang diikuti 69 mahasiswa asing dari 33 negara yang belajar seni dan budaya di sejumlah kota di Indonesia. Seperti di Padang Panjang, Bandung, Solo, Jogjakarta, Denpasar, serta Surabaya.
Menjadi tuan rumah penutupan BSBI, mahasiswa asing yang ‘ngepos’ di Surabaya benar-benar bersemangat. Sejak jauh hari mereka sudah menyiapkan diri untuk memberikan pertunjukkan terbaik. “Kita sudah latihan serius sejak lama lho,” ungkap Khuat Thi Thoa, mahasiswa dari Vietnam.  
Selama tiga bulan ke belakang, mereka sudah belajar aneka jenis tarian. Tak hanya dari Kota Buaya tapi juga tari-tari dari sejumlah daerah di Jatim, seperti dari Probolinggo, Banyuwangi maupun Pulau Madura. Selain tari, peserta BSBI juga meminati gamelan. "Kita sudah bisa nabuh gamelan dan menari lho," pamer Miki Faga Daniel Joseph Wali, peserta dari Fiji.
Miki ternyata tak asal bicara. Ia memang sudah pandai memainkan sejumlah tarian. Bersama peserta BSBI lainnya ia memamerkan kepiwaiannya itu saat peryaan sweet seventeen (ulang tahun ke-17) Surabaya Plaza Hotel, Jumat (15/10) lalu.  Sedikitnya ada empat tarian yang dipentaskan, yaitu Remo, Glipang, Tayungan, dan Greget Pasar.
Lasego Abel Ngwato, peserta dari Afrika Selatan menimpali bahwa tarian-tarian dari Jawa Timur sangat menarik hatinya. Gerakannya lincah dan tak terlalu sulit diikuti. "Belajar serius dua minggu saja sudah bisa langsung pentas," kata cowok berkulit gelap itu.
Di antara peserta BSBI, Lasego memang terlihat tampil paling apik. Gerakannya sama sekali tak kaku, meskipun itu gerakan sulit. Pacakgulu, misalnya. Ketika harus memindahkan leher ke kiri dan ke kanan dengan cepat, Lasego bisa melakukannya dengan mulus. "Awalnya memang sulit. Tapi lama-lama bisa karena kita rajin belajar," ujar penari yang mengaku pernah menjadi penari latar Shakira, penyanyi terkenal dunia itu.
Ketika sudah didandani dengan ubo rampe tari Remo, busana warna merah, selendang hijau, udeng, hingga gelang kaki, Miki, Lasego dkk tak tampak lagi seperti bule. Ditambah dengan make up tebal plus kumis tambahan, mereka seperti penari Remo asli. Begitu gamela dimainkan, mereka langsung beraksi. Ada beberapa gerakan yang salah, tapi tetap saja penampilan bule-bule asing itu mendapat applaus panjang dari penonton.
Tak hanya ketika menari saja mereka bisa tampil memukau. Pun demikian ketika harus menabuh seperangkat gamelan, aksi mahasiswa asing itu tak kalah memukaunya.
Alexey Sokolovsky, peserta dari Rusia kebagian memainkan demung, sementara Lasego nabuh saron.  "Mereka dilatih oleh teman-teman dari Unesa. Beberapa pekan terakhir kita latihan bareng. Saling mengingatkan kalau bikin kesalahan," ungkap Diaztiarni Azhar,  penanggung jawab BSBI wilayah Surabaya.
Diaz mengacungkan jempol pada semangat mereka untuk belajar seni dan budaya khas Indonesia. Mereka tak kenal lelah sekaligus tak bosan jika harus mengulang-ulang gerakan yang sulit meskipun puluhan kali. "Mereka kan bukan penari semua. Jadi kalau sekarang mereka berani tampil, itu prestasi yang harus diapresiasi. Pentas kita ini sekaligus untuk gladi bersih pada malam Indonesian Challenge nanti," pungkas Diaz. (*)

Winnie the Pooh Singgahi Surabaya


Tak perlu jauh-jauh ke Amerika Serikat untuk melihat aksi Winnie the Pooh Show. Karakter beruang gemuk menggemaskan dengan tubuh warna kuning terang itu sudah tiba di Surabaya. Mereka akan mengadakan pertunjukkan bertajuk Disney Live Winnie the Pooh selama tiga hari, mulai 29-31 Oktober. Tepatnya ada tujuh kali show (satu kali show selama 1,5 jam) Winnie the Pooh dan teman-temannya akan menghibur penggemarnya di Kota pahlawan. “Yang kami bawa ke Surabaya ini benar-benar Winnie the Pooh asli. Pemainnya, kostumnya, ceritanya, sutradaranya hingga peralatan yang digunakan, semua kami bawa langsung dari Amerika,” ungkap Zach Ellard, marketing director Field Entertainment, penyelenggara konser Disney Live di Indonesia di sela meet and greet di Grand City, Rabu (27/10).
Pertunjukkan yang baru kali pertama tersebut merupakan bagian Indonesia Tour 2010 yang sudah dimulai sejak 7 Oktober lalu. Sebelum Surabaya, Winnie the Pooh, Tigger, Piglet, Eeyore, Rabbit, Kangaroo, Owl dan teman-temannya sudah lebih dulu tampil di Medan dan Jakarta dengan jumlah penonton 10 ribu orang lebih.
Zach mengungkapkan, Winnie the Pooh Show akan menampilkan petualangan si beruang baik hati yang gemar mengudap madu bersama sahabatnya. Winnie akan menghibur seluruh keluarga melalui aksi-aksi spektakuler yang dikemas dalam sebuah cerita menarik, atraktif, dan sarat pesan edukatif bagi anak. “Selain alur cerita yang menarik dan penuh petualangan, Winnie the Pooh juga akan menampilkan ragam koreografi sarat aksi,” imbuh Amy Sontag, performer director. 
Ada 100 kostum yang akan dipakai setiap kali show. Artis yang terlibat 40 orang lebih. Latar panggung yang dibangun juga sangat dinamis dan kaya akan visual effect. “Kami sengaja membuat tempat show seperti Hundred Acre Wood, hutan asri dimana Winnie the Pooh dan teman-temannya tinggal. Juga akan ada hujan, daun-daun berguguran, musim kering hingga salju yang turun rintik-rintik,” jelas Sontag. (opi) 

Sheraton Indonesia Leading City Hotel in Surabaya


Sheraton Surabaya Hotel & Towers mendapat penghargaan sebagai Indonesia Leading City Hotel di Surabaya. Penghargaan bergengsi ini diberikan oleh Indonesia Travel and Tourism Award (ITTA) Foundation dan Menteri Pariwisata atas prestasi hotel bintang lima tersebut terhadap jasa layanan terhadap tamu. Sheraton mengalahkan puluhan hotel berbintang lainnya di Kota Pahlawan. “Kami satu-satunya hotel di Surabaya yang mendapat penghargaan tersebut,” ungkap Hratch Khatchanian, general manager Sheraton, Rabu (27/10).
Menurutnya, penghargaan ITTA tersebut merupakan bukti nyata kerja keras tim Sheraton untuk memberikan layanan terbaik terhadap para tamu. Penghargaan tersebut sekaligus menjadi bukti kepuasan konsumen terhadap kinerja Sheraton. “Penghargaan ITTA membuat kami terpicu untuk bekerja lebih baik lagi dalam melayani tamu,” lanjut pria asli Prancis itu.
Sheraton terpilih berdasarkan voting terhadap 250.700 responden dari masyarakat dalam negeri maupun luar negeri. Dari jumlah responden itu, Sheraton unggul dengan jumlah pemilih 4.000 orang. Voting dilakukan oleh ITTA Board Advisors dan Departemen Pariwisata sepanjang bulan Agustus. “Kita berharap bukan sekali ini saja penghargaan ITTA kita raih. Tahun depan kita harus bisa memertahankannya,” tegas Hracth.
Public relation manager Sheraton, Etty Ariaty Soraya menambahkan, pelayanan terhadap tamu adalah harga mati bagi hotel yang memunyai 348 kamar itu. Artinya bahwa setiap tamu yang menginap maupun mengadakan kegiatan di Sheraton wajib mendapatkan kepuasan. “Kepuasan sangat penting karena merefleksikan kualitas layanan kami,” kata Aya, panggilan akrabnya. (opi)

Portable Toilet, Solusi Toilet Bersih di Tempat Umum


Menemukan toilet bersih di tempat umum bukan perkara mudah. Karena rata-rata toilet yang digunakan oleh banyak orang itu jorok, bau dan tidak steril. 

NOFILAWATI ANISA
=================
nofilawatianisa@yahoo.co.id

Kalau kita sedang berada di tempat umum, seperti konser musik, exhibition atau pameran yang dihadiri ribuan orang, fasilitas MCK seringkali dikeluhkan. Berburu toilet bersih yang layak pakai seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Ada toilet, tapi rata-rata jorok, bau dan tidak steril.
Berangkat dari ide inilah Andri Wibowo Susilo membuka bisnis sewa toilet portable. Melalui www.sewatoilet.com, pria asli Bandung ini menawarkan jasa menyediakan portable toilet. "Jangan dianggap toilet portable juga jelek lho. Justru toilet portable itu bersih, sehat, enggak bau dan nyaman," kata Andri.
Portable toilet biasanya digunakan untuk penggunaan temporary dan fleksibel. Biasanya di tempat umum sebagai pengganti toilet permanen. Kelebihannya portable toilet ini tahan terhadap korosi, berbagai kotoran atau lumpur maupun cuaca. Juga mudah dipindah-pindahkan dan mudah sekaligus murah dalam perawatannya.
Portable toilet sewa ala Andri berukuran 1,2 meter x 1,2 meter serta tinggi 2,05 meter. "Satu portable toilet hanya menyediakan satu alat saja. Makanya sebaiknya kalo nyewa dua toilet, supaya antara cowok dan cewek bisa dipisahkan," bebernya.
Ada dua jenis portable toilet yang disediakan Andri. Pertama kelas VIP dengan warna abu-abu disewakan dengan harga sehari Rp 1,75 juta per harinya. Kedua, kelas VVIP. Warnanya orange dan disewakan dengan harga Rp 3 juta per hari. "Yang VIP kita sudah punya sembilan unit. Kalau VVIPnya baru satu unit saja," ujarnya.
Portable toilet dikulak dari Amerika Serikat. Satu unit harganya bisa menembus angka Rp 40 jutaan. Portable toilet yang disewakan Adri sangat lux. Jangan bayangkan di dalamnya hanya ada kloset dan air saja. "Wah, fasilitasnya enggak kalah dengan toilet rumahan, hotel atau mal . Ini lebih eksklusif," tegasnya.
Di dalam portable toilet ada interior tempat tisu, tempat sabun, lampu penerangan, tempat sampah, air untuk membersihkan alat vital maupun untuk menggerojok kotoran hingga bunga plastik. "Pokoknya kita jamin betah buang kotoran di portable toilet," yakinnya.
Sejak diluncurkan dua bulan lalu, portable toilet sudah laris manis. Rata-rata yang nyewa event organizer yang punya hajat besar. "Permintaan luar kota sih banyak. Tapi kita fokus di Surabaya saja dulu," pungkas Andri. (*)

Rabu, 27 Oktober 2010

Sumbang Rp 1,2 Miliar untuk Skripsi


Indofood Riset Nugraha (IRN) memberikan bantuan dana penelitian senilai Rp 1,2 miliar kepada 38 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta se-Indonesia. Khusus untuk penerima dari Jawa Timur, bantuan itu diserahkan di kantor PT Salim Ivomas Pratama, anak perusahaan Indofood selaku produsen Bimoli, kemarin (26/10).
“Dari Jawa Timur, ada 12 mahasiswa yang menerima bantuan. Sepuluh dari Malang dan dua dari Jember,” ungkap Roland Taunay, public relation and communication manager PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
Roland menjelaskan, bantuan dana penelitian ini diberikan pada mahasiswa S1 tingkat akhir yang sedang menyelesaikan skripsinya. Dana ini khusus untuk biaya merampungkan skripsi mereka. “Fokus kita memang untuk membantu mahasiswa yang kesulitan dari sisi pendanaan penelitian skripsi,” lanjutnya.
Indofood sengaja memilih celah ini, karena banyak mahasiswa yang terpaksa harus molor bahkan putus kuliah hanya gara-gara tak punya uang untuk melakukan penelitian skripsi. Dengan dana bantuan penelitian, diharapkan persoalan-persoalan seperti itu bisa ditanggulangi.
“Kalau beasiswa untuk SPP kan sudah banyak perusahaan yang kasih. Kita juga harus adil pada mahasiswa yang pintar, tapi kesulitan dana untuk merampungkan skripsi mereka,” bebernya.
Ia menjelaskan, Indofood tak melihat nilai rupiah yang diajukan mahasiswa. Berapa pun akan dibiayai asalkan masuk akal dengan biaya penelitian yang diajukan. “Selama ini, variasinya antara Rp 3 juta hingga maksimal Rp 30 juta. Semua kita tanggung. Hanya cara penyalurannya saja yang bertahap,” ungkap Roland.
Biaya penelitian tahun ini, difokuskan pada empat bidang. Yaitu, teknologi pangan dan gizi masyarakat, sosial, ekonomi dan budaya, budidaya pertanian, serta peternakan. 
Bhara Martilla Rully Ardian, salah satu penerima dana penelitian mengaku, ia mengajukan nilai Rp 9 juta kepada Indofood. Dana tersebut sudah disetujui dan di tahap pertama sudah diterimakan 30 persennya. “Tahap II nanti sekitar 40 persen, dan tahap III 30 persennya lagi,” jelas mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Brawijaya (UB) Malang yang meneliti formulasi mie padat untuk kesehatan ibu hamil dan menyusui di Pulau Madura. (opi)

Gaya Jeans Anak Muda


Dannisa Azzahra membuat terobosan fashion. Kalau selama ini jeans identik dengan celana atau jaket, desainer muda itu membuat rancangan dari bahan jeans tampil lebih feminim sekaligus ringan. Bertajuk Chic and Edgy with Jeans, Dannisa meluncurkan sekitar 20 rancangan baru. Istimewanya, tak satupun yang ia desain menjadi celana atau jaket. “Saya justru tertarik menjadikan bahan jeans sebagai stelan mini dress, mantel maupun rok mini. Lebih eye catching,” ungkap Dannisa di sela mini fashion di Wiyung, Selasa (26/10).
Dikatakannya, karena dianggap bahan yang klasik, tak banyak perancang yang mau bereksperimen memadupadankan bahan jeans dengan aneka aksesori. Renda atau aneka kancing,  misalnya. “Jeans lebih sering tampil polos. Kalau begini terus justru kesannya malah berat,” ujar remaja 14 tahun itu.
Melihat jeans hanya dirancang dengan begitu saja, jiwa muda Dannisa muncul. Ia juga ingin membuat rancangan dari bahan jeans, tapi yang sesuai  dengan gaya muda. “Caranya ya harus berani mainin aksesori,” sambungnya.
Lalu muncullah rok mini yang diberi renda-renda, stelan mini dress dengan permainan resleting, atau mantel dengan permainan tali warna kontras. Dengan padupadan aksesori seperti itu, anak muda pun bisa trampil fresh. Tidak menjadi lebih tua dari usianya. “Ciri khas saya memang edgy. Karena kebabasan itu mahal harganya. Termasuk untuk urusan berbusana,” pungkas siswi kelas II SMP Al Hikmah itu. (opi)

Ruang Kosong Kota Bandung





Lahir, besar dan bersekolah di Bandung, Mariam Sofriana benar-benar memahami daerah dingin berjuluk Kota Kembang tersebut. Pemahamannya itu ia wujudkan dalam sejumlah karya seni kontemporer yang mulai Minggu (24/10) dipamerkan di Emmitan CA Gallery. Bertajuk Urban Archeology, Mariam yang lulusan ITB Bandung  membeber karya bersama dua seniman muda Bandung lainnya, yaitu Anggoro Prasetyo dan Triyadi Guntur Wiratno. Semua karya Mariam yang dipamerkan bercerita tentang sudut-sudut kota Bandung. Tapi dalam versi yang sangat bertolakbelakang dengan aslinya.
Perempuam 27 tahun ini benar-benar detil menggambarkan kemolekan sekaligus keindahan ibu kota provinsi Jawa Barat itu lewat lukisan. Lihat saja karyanya yang berjudul Tugu Sister Cities Wastukencana. Kawasan yang cukup terkenal itu secara utuh nyaris berhasil ia pindahkan ke dalam kanvas. Billboard bergambar Agnes Monica dalam iklan operator selular, tampil sangat mirip aslinya. Pun demikian dengan billboard kosong di sisi kiri, tampak berdiri angkuh menunggua iklan-iklan yang siap dipajang.
“Satu karya bisa sampai dua bulan. Mungkin karena saya suka karya yang sangat detil, jadi butuh waktu agak panjang,” ungkap Mariam.
Terlepas dari detil yang sempurna itu, karya Mariam ternyata terlihat sangat ‘aneh’. Disebut demikian karena semua sudut Kota Kembang yang ia pindah ke kanvas, merupakan ruang kososng.
Tak seorang pun atau satu motor, mobil maupun kendaraan lainnya yang muncul di setiap karya yang ia buat. Semuanya selalu jalan atau kawasan yang lengang. “Mariam seperti sedang meyakinkan kita bahwa citraan  yang tampak adalah rekaman otentik mengenai kota yang kosong. Tentu saja yang dilukiskan Mariam bukan realita sesungguhnya,” ungkapm Asmudjo Jono Irianto, kurator pameran.  
Karena kekosongan itu, sudut-sudut Kota Bandung menjadi terasa asing. Khususnya bagi orang-orang yang mengenali kota tersebut.
Tak biasanya kota digambarkan dalam keheningan seperti itu. Digarap dengan teknik foto-realis yang canggih, melalui karyanya Mariam sengaja ‘mengosongkan’ kota Bandung dari manusia. Itu sebabnya karyanya menjadi terasa asing. “Karena sejatinya kota adalah tempat berkerumunnya manusia,” pungkas Asmudjo. (opi)

The Adly's Bikin Histeris di TP


Ratusan ABG (anak baru gede) perempuan histeris melihat penampilan dua boy band The Adly’s dan Treeji di atrium Tunjungan Plaza (TP)  II, Minggu (24/10). Mereka memuja-muja ketampanan tujuh cowok berwajah imut-imut itu. “Aduh keren banget si Adly ya. So cute,” kagum Sisca Maharani, ABG yang tinggal di kawasan Rungkut.
Bersama teman-temannya Sisca tidak tahu jika pemeran Aldo dalam sinetron Cinta Fitri  itu bersama bandnya sedang menggelar promo. Pas lagi kongkow di resto fastfood, mereka mendengar ada pengumuman mengenai kehadiran dua boy band yang sedang naik daun itu. “Eh beneran, pas kita datang mereka (The Adly’s dan Treeji) sedang check sound. Akhirnya kita nungguin sampai mereka tampil,” cerita Sisca dengan wajah sumringah.
Dua hits milik The Adly’s dihadiahkan untuk fans mereka di Kota Pahlawan. Hits Aku Cintamu Cintanya benar-benar membuat ABG-ABG itu kesengsem. Mereka ikut bernyanyi sambil tak lupa merekam lewat kamera handphone. “Makasih sudah ikut nyanyi,” ungkap Adly Fairuz yang kemarin mengenakan kaos putih. Lalu mengalunlah hits terbaru mereka, Terjadilah.
Tak hanya The Adly’s yang mendapat sambutan histeris. Sambutan terhadap trio vokal Treeji, juga tak kalah meriahnya. Tarra. Rizqi, dan Jiseph juga dieluk-elukan ABG perempuan. Jebolan ajang pencarian bakat Mama Mia itu menyanyikan dua lagu, Tak Mungkin dan Lebih Baik. “Dua lagu ini belum lama kita luncurkan. Semoga teman-teman di Surabaya suka,” kata Tarra.
The Adly’s dan Treeji itu tampil dalam rangka promo single terbaru mereka di Kota Pahlawan. The Adly’s promos single ketiga, Terjadilah. Sementara Treeji yang juga satu menejemen dengan Tha Adly’s promo single kedua, Lebih Baik. (opi)   

Senin, 25 Oktober 2010

Olimpiade Koko 2010



*Kampanye Sarapan Lewat Olimpiade

Seribu anak usia 6-12 tahun mengikuti Koko Olimpiade 2010 yang digeber di Royal Plaza, Minggu (24/10). Mereka melakukan kegiatan kreatif, edukatif sekaligus menghibur, seperti lomba menggambar, mewarnai, spelling bee dan kumon. “Kita sudah menggelar olimpiade seperti ini sejak tahun 2001. Kira-kira sudah 50 ribu anak lebih yang mengikuti even ini,” ungkap Astrid Zenia Tanggara, brand manager Nestle Breakfast Cereal, penyelenggara olimpiade.
Tak hanya lomba, olimpiade ini juga sebagai sarana kampanye sarapan. Yaitu mengajak anak-anak usia sekolah TK besar hingga SD untuk tidak lupa melakukan sarapan sebelum mereka ke sekolah. Karena makan pagi terbukti bisa menambah daya konsentrasi belajar di sekolah. “Banyak anak lupa sarapan dan proses belajarnya di sekolah menjadi terganggu,” ungkap Aniek Handajani, Kasi Kurikulum dan Pembinaan Pendidikan Dasar Diknas Surabaya yang ditemui di sela olimpiade. 
Fawila Fajria Asyafira, salah satu peserta olimpiade mengaku tak setiap hari sarapan terlebih dulu sebelum berangkat ke sekolah. Meski tak sarapan tapi ia menyempatkan untuk mengonsumsi sereal dicampur susu. “Kata Mama,  satu mangkuk sereal dan susu sudah sama saja dengan sarapan,” ujarnya, polos.
Dalam olimpiade ini Fawila mengikuti lomba mewarna dan menggambar. Dengan tema ‘Impianku, Cita- Citaku’, murid kelas 4 SD Dr Soetomo V itu menggambar sebuah pemandangan alam. (opi)

Belajar Nanoteknologi di CCCL

Pusat Kebudayaan Prancis (CCCL) Surabaya mengajak pelajar Kota Pahlawan mengenal lebih jauh dunia nanoteknologi. Disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengontrol zat dan sistem pada skala nanometer ini, disampaikan dengan cara fun. Tidak rumit seperti yang selama ini diterima di bangku sekolah. “Kita kenalkan dunia nanoteknologi melalui permainan, video, gambar ataupun poster hingga aneka ragam alat-alat,” ungkap Pramenda A Krishna, atase pers CCCL, kemarin (25/10).
Melalui pameran bertajuk Expo Nano: L’Infiniment Petit Les Nanotechnologies Nous Lancent de Grand Defis (Pameran Nano: Teramat Kecil, Nanoteknologi memberi Kita tantangan Besar), CCCL memboyong koleksi Centre de Culture Scientifique Technique et Industrielle (CSSTI) Grenoble, Prancis ke Surabaya. Sebelumnya koleksi yang sama sudah lebih dulu dipamerkan di ITB. “Semua benda yang dipamerkan di sini langsung dari Prancis. Setelah Bandung dan Surabaya, lantas kita boyong ke Jogjakarta dan Jakarta,” lanjutnya.
Pameran mengenai nanoteknologi ini bersifat interaktif. Dengan pemandu pengunjung diajak memahami nanoteknologi dengan cara lebih sederhana. Bermain ukuran, misalnya. Aneka model gambar virus, DNA, molekul,  jangkerik, manusia, iphone, mobil hingga chip kartu kredit ditata sesuai ukurannya. “Dengan cara seperti ini kami yakin pengunjung lebih bisa memahami apa itu nanoteknologi,” jelas Krishna.
Juga ada sebuah raket tenis yang dibuat berdasarkan nanoteknologi. Ukuran raketnya sama persis dengan yang biasa digunakan di olahraga tenis lapangan. Perbedaannya baru bisa dirasakan setelah kita memegang lalu mengayunkannya. “Jauh lebih enteng,” ungkap Dewi Iskandar, salah satu pengunjung. Pameran yang dihelat hingga 9 November itu sangat dianjurkan untuk murid SMP hingga anak kuliahan yang penasaran dengan teknologi yang belum banyak dipahami itu. (opi)

Tren 2011 Rudy Hadisuwarno

Tren 2011 Butuh Keseimbangan

SURABAYA
Equipoise atau keseimbangan menjadi tema tren tatanan rambut Rudy Hadisuwarno tahun 2011. Tatanan ini diyakini sangat cocok dengan gaya hidup perempuan yang semakin dinamis dan tak terlalu feminim. “Tren equipoise merupakan percampuran gaya Jepang, China, sekaligus Hollywood (Amerika Serikat),” ungkap Rudy di sela Seminar Trend 2011 yang dihelat di Empire Palace, Senin (25/10).
Falsafah equipoise sangat banyak. Menurut maestro penata rambut Indonesia itu, gaya rambut tidak bisa berdiri sendiri. Tapi harus diseimbangkan dengan banyak hal, seperti busana yang dikenakan, bentuk wajah, warna kulit, suasana acara maupun kepribadian. “Artinya bahwa supaya bisa tampak cantik secara keseluruhan, tatanan rambut harus bisa seimbangan dengan semua hal tadi,” ujar pria asli Pekalongan itu.
Dengan tatanan rambut yang seimbang, lanjut Rudi, pesona seorang perempuan akan lebih keluar. Mereka bisa tampil lebih elegan sekaligus megah. “Megah dan elegan itu simbol kecantikan,” ingatnya.
Dari beragam unsur keseimbangan itu, Rudy pun menciptakan puluhan tatanan. Ala mode, misalnya. Tatanan untuk rambut panjang ini guntingannya sangat sederhana, tanpa layer dan dengan bagian sedikit lebih pendek di dalamnya. Ddidominasi warna merah burgundy, ala mode sengaja dibuat tanpa highlight. “Tatanan ini mengulang gaya tahun 1980-an. Tapi sudah dengan modifikasi,” jelasnya.
Untuk rambut pendek,  Rudy membuat guntingan dengan didominasi teknik teksturizing. Teknik ini dikombinasikan dengan warna merah kecoklatan, sehingga menampilkan volume rambut yang mewah. “Basiknya guntingan saggy sehingga kesannya sih berantakan tapi rapi,” pungkasnya. (opi)